Setelah maraknya kasus plagiarisme, hal serupa kini
muncul kembali. Pembohongan akademis kepada publik dengan mengada-adakan prestasi
dan melebih-lebihkannya, menunjukan bahwa seseorang gila gelar dan gila
perhatian.
Bak mencoreng arang dimuka sendiri, Dwi Hartanto yang pernah
disebut-sebut sebagai ‘The Next Habibie’ karena sempat mencuri perhatian
Indonesia atas prestasi yang diada-adakannya itu, kini harus bertanggungjawab
atas kebohongannya.
Seseorang yang berpendidikan, harusnya bisa berfikir
sebelum bertindak. Jika ingin mencuri perhatian Indonesia dan perhatian dunia,
maka curilah perhatiannya dengan prestasi yang nyata. Bukan malah menyebar
kebohongan yang mencoreng muruah pendidikan Indonesia. Hal itu sungguh
disayangkan.
Bagaimanapun juga kita harus mengakui potensi yang
dimiliki Dwi Hartanto, karena tidak mungkin seseorang bisa masuk perguruan
tinggi di luar negeri jika tidak memiliki potensi sama sekali. Namun potensi
saja tidak cukup. Peran moral disini sangatlah penting, apalagi bagi seorang
ilmuwan. Ilmuwan harus bermoral, ilmuwan tidak boleh berbohong.
Kejadian ini harus bisa jadi peringatan bagi pelajar
Indonesia, baik yang mencari ilmu di negeri sendiri maupun di negeri orang.
Kita harus bisa menjaga muruah Indonesia. Indonesia butuh kita. Curilah
perhatian dunia dengan prestasi yang nyata tanpa mengada-ada.
Komentar
Posting Komentar