Langsung ke konten utama

"Ilmuwan Tidak Boleh Berbohong"

Setelah maraknya kasus plagiarisme, hal serupa kini muncul kembali. Pembohongan akademis kepada publik dengan mengada-adakan prestasi dan melebih-lebihkannya, menunjukan bahwa seseorang gila gelar dan gila perhatian.

Bak mencoreng arang dimuka sendiri, Dwi Hartanto yang pernah disebut-sebut sebagai ‘The Next Habibie’ karena sempat mencuri perhatian Indonesia atas prestasi yang diada-adakannya itu, kini harus bertanggungjawab atas kebohongannya.

Seseorang yang berpendidikan, harusnya bisa berfikir sebelum bertindak. Jika ingin mencuri perhatian Indonesia dan perhatian dunia, maka curilah perhatiannya dengan prestasi yang nyata. Bukan malah menyebar kebohongan yang mencoreng muruah pendidikan Indonesia. Hal itu sungguh disayangkan.

Bagaimanapun juga kita harus mengakui potensi yang dimiliki Dwi Hartanto, karena tidak mungkin seseorang bisa masuk perguruan tinggi di luar negeri jika tidak memiliki potensi sama sekali. Namun potensi saja tidak cukup. Peran moral disini sangatlah penting, apalagi bagi seorang ilmuwan. Ilmuwan harus bermoral, ilmuwan tidak boleh berbohong.

Kejadian ini harus bisa jadi peringatan bagi pelajar Indonesia, baik yang mencari ilmu di negeri sendiri maupun di negeri orang. Kita harus bisa menjaga muruah Indonesia. Indonesia butuh kita. Curilah perhatian dunia dengan prestasi yang nyata tanpa mengada-ada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“30 Juz Untuk Palestina”

Dokumentasi panitia Menjelang tahun baru, biasanya orang-orang berbondong-bondong pergi liburan ke tempat ramai untuk menyambut pergantian tahun. Tempat favorit yang menarik perhatian pengunjung biasanya adalah pusat kota, camp area , pantai, gunung, dan tempat lain yang menyajikan city ligh yang indah pada malam hari. Semua itu mereka lakukan agar turut merasakan sensasi tahun baru. Namun bagaimana jika menjelang tahun baru justru diisi dengan kegiatan keagamaan?. Hal itu yang dilakukan oleh Komunitas Lingkar Barudak Khitabah (Lebah), salah satu komunitas di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung yang berada dibawah naungan jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Komunitas ini dibina langsung oleh sekretaris jurusan KPI, Dr.H. Aang Ridwan, M.Ag. Jumat malam, 29 Desember 2017, komunitas Lebah kembali menggelar agenda tahunannya. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang biasanya diadakan di Luar kampus, kegiatan bertajuk islami yang d...

BACA AJA BIAR TAU

Assalamu'alaikum :) aku iyang, iyah iyang sayang digoyang nendang 😁 ... i don't know dapet dari mana itu panggilan, but aku adalah orang paling beruntung karena ngerasa jadi orang paling disayang, kebayang kan tuh kalo ada cowo yang panggil "yang"  *ahiiiwwww 😂  .  oke sepakat aja panggil "iyang" . KALO INI SESUAI KTP : Nama : Dian Maryam Sholihah Tempat, tanggal lahir : Ciamis, 4 Juli 1998 Status : belum menikah (tepatnya 'jom...' ) Alamat : Dusun cibiru RT 04 RW 09 Sadananya, ciamis. (jangan heran kalo orang ciamis selalu manis hehe 😁) sekarang jadi anak rantau, gajauh-jauh amat sih yaa masih kejangkau bis. yahh, ceritanya sekarang udah jadi anak kuliahan di salah satu Universitas Islam Negeri di Bandung, prodi Komunikasi dan penyiaran islam (kebayang kan punya calon istri anak komunikasi, komunikasi pasti terjaga 😅 ) aslinya kalem ko, tau kan orang kalem lebih bisa ekspresiin dirinya lewat karya, wiiiih.... gak deng, semua masih da...

"Ciptakan Jeda Untuk Merumuskan Pembaruan yang Visioner"

Belakangan ini, muruah perguruan tinggi (PT) di Indonesia kembali tercoreng dengan hangatnya berita plagiarisme yang dilakukan oleh salah satu universitas ternama di Jakarta, yaitu Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Bak mencoreng arang di muka sendiri, sungguh memalukan apa yang dilakukan para oknum terpelajar yang seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat itu. Dewasa ini, tidak sedikit lembaga PT dijadikan sebagai ladang bisnis oleh para birokrat kampus.   Dengan dalih mempermudah proses kelulusan, cara yang salah justru mereka lakukan dengan memperjual belikan ijazah dan memberi celah untuk melakukan plagiarisme. Bahkan mahasiswa tidak harus mengikuti perkuliahan untuk mendapatkan ijazah, mereka cukup membayar uang dengan tarif yang telah ditentukan dan melakukan proses wisuda secara formalitas. Padahal seharusnya kampus menjadi wadah perkembangan nilai-nilai luhur, dimana semua warganya mampu menjunjung nilai-nilai moralitas yang tinggi dan mengikuti peraturan yang ada. ...