Langsung ke konten utama

"Jadikan Profesi PNS Sebagai Pengabdian"


Banyak orang berbondong-bondong menyerbu lowongan PNS ketika dibuka, pun mahasiswa tingkat akhir yang akan lulus. Siapa sih yang tidak tertarik menjadi PNS?


Saya sendiri membayangkan enaknya masa tua seorang PNS yang tidak perlu bekerja karena terjamin dengan uang pensiunan. Menjadi PNS juga tidak perlu khawatir dengan gaji, karena setiap bulan pasti ada pemasukan.


Namun, menjadi seorang PNS bukanlah hal mudah. Seseorang harus bekerja keras jika ingin mendapatkan posisi sebagai PNS dengan golongan tinggi. Karena semakin tinggi golongan PNS, semakin besar gajinya. Dan untuk mendapatkan posisi itu butuh waktu dan perjuangan cukup lama.


Dewasa ini, banyak PNS yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai pengusaha, apalagi PNS yang  masih digolongan bawah. Karena gaji yang sedikit, belum lagi banyaknya potongan, seorang PNS harus pintar mencari celah untuk mempunyai pendapatan lebih.


Mahasiwa sebagai calon pekerja yang tertarik menjadi CPNS, sebaiknya mempunyai usaha sampingan untuk menjadi investasi kebutuhan tersier. Kemudian, profesi PNS jadikanlah sebagai pengabdian. Karena tidak sedikit PNS yang merasa kurang dengan gajinya, sedangkan dia ingin hidup mewah, akhirnya memilih jalan pintas dengan melakukan korupsi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“30 Juz Untuk Palestina”

Dokumentasi panitia Menjelang tahun baru, biasanya orang-orang berbondong-bondong pergi liburan ke tempat ramai untuk menyambut pergantian tahun. Tempat favorit yang menarik perhatian pengunjung biasanya adalah pusat kota, camp area , pantai, gunung, dan tempat lain yang menyajikan city ligh yang indah pada malam hari. Semua itu mereka lakukan agar turut merasakan sensasi tahun baru. Namun bagaimana jika menjelang tahun baru justru diisi dengan kegiatan keagamaan?. Hal itu yang dilakukan oleh Komunitas Lingkar Barudak Khitabah (Lebah), salah satu komunitas di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung yang berada dibawah naungan jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Komunitas ini dibina langsung oleh sekretaris jurusan KPI, Dr.H. Aang Ridwan, M.Ag. Jumat malam, 29 Desember 2017, komunitas Lebah kembali menggelar agenda tahunannya. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang biasanya diadakan di Luar kampus, kegiatan bertajuk islami yang d...

BACA AJA BIAR TAU

Assalamu'alaikum :) aku iyang, iyah iyang sayang digoyang nendang 😁 ... i don't know dapet dari mana itu panggilan, but aku adalah orang paling beruntung karena ngerasa jadi orang paling disayang, kebayang kan tuh kalo ada cowo yang panggil "yang"  *ahiiiwwww 😂  .  oke sepakat aja panggil "iyang" . KALO INI SESUAI KTP : Nama : Dian Maryam Sholihah Tempat, tanggal lahir : Ciamis, 4 Juli 1998 Status : belum menikah (tepatnya 'jom...' ) Alamat : Dusun cibiru RT 04 RW 09 Sadananya, ciamis. (jangan heran kalo orang ciamis selalu manis hehe 😁) sekarang jadi anak rantau, gajauh-jauh amat sih yaa masih kejangkau bis. yahh, ceritanya sekarang udah jadi anak kuliahan di salah satu Universitas Islam Negeri di Bandung, prodi Komunikasi dan penyiaran islam (kebayang kan punya calon istri anak komunikasi, komunikasi pasti terjaga 😅 ) aslinya kalem ko, tau kan orang kalem lebih bisa ekspresiin dirinya lewat karya, wiiiih.... gak deng, semua masih da...

"Ciptakan Jeda Untuk Merumuskan Pembaruan yang Visioner"

Belakangan ini, muruah perguruan tinggi (PT) di Indonesia kembali tercoreng dengan hangatnya berita plagiarisme yang dilakukan oleh salah satu universitas ternama di Jakarta, yaitu Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Bak mencoreng arang di muka sendiri, sungguh memalukan apa yang dilakukan para oknum terpelajar yang seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat itu. Dewasa ini, tidak sedikit lembaga PT dijadikan sebagai ladang bisnis oleh para birokrat kampus.   Dengan dalih mempermudah proses kelulusan, cara yang salah justru mereka lakukan dengan memperjual belikan ijazah dan memberi celah untuk melakukan plagiarisme. Bahkan mahasiswa tidak harus mengikuti perkuliahan untuk mendapatkan ijazah, mereka cukup membayar uang dengan tarif yang telah ditentukan dan melakukan proses wisuda secara formalitas. Padahal seharusnya kampus menjadi wadah perkembangan nilai-nilai luhur, dimana semua warganya mampu menjunjung nilai-nilai moralitas yang tinggi dan mengikuti peraturan yang ada. ...